Anak Batuk, Perlukah Obat?




Orang-tua seharusnya waspada dalam memberi obat batuk, terutamanya pada balita. Jika batuk dirasa tidak menganggu serta beresiko, anak seharusnya cukup diberi air putih atau ASI saja (umur di bawah enam bulan).


Ada beberapa macam obat batuk yang ada dipasaran, seperti ekspektoran serta antitusif. Menurut dokter ahli anak di Rumah Sakit Ibu serta Anak Hermina dr. Herbowo Soetomenggolo, untuk anak di bawah umur 6 tahun, pemakaian obat batuk antitusif tidak disarankan sebab malah bisa menyebabkan permasalahan yang semakin serius seperti pneumonia. 

"Batuk ialah satu proses badan untuk keluarkan lendir serta kuman. Jadi bagaimana anak dapat keluarkan lendir atau kuman jika diberi antitusif," kata Herbowo waktu acara jumpa media di Jakarta. 

Antitusif ialah senyawa yang kerja dengan mendesak pusat batuk. Obat-obat antitusif ini hentikan rangsangan batuk, turunkan frekwensi serta intensif dorongan batuk sebab refleks batuk didesak atau dihambat. 

Herbowo menjelaskan, pemberian antitusif akan membuat lendir serta kuman tinggal di paru-paru hingga akan bertumbuh biak. Waktu inkubasi (dari kuman masuk sampai memunculkan penyakit) umumnya berjalan semasa 3-7 hari. Tetapi, jika yang masuk ialah kuman pneumonia yang ganas, cuma dalam tempo sehari langsung dapat memunculkan tanda-tanda sesak serta kematian.

"Karena itu pada anak yang sedang batuk obat ini benar-benar tidak disarankan. Jika anak masih di bawah enam bulan minum berikan saja ASI. Sebab ASI serta air putih ialah pencair dahak yang terbaik," tuturnya.

Herbowo menyarankan, jika memang batuk pada anak nampak benar-benar mengganggu serta perlu obat, seharusnya beri obat batuk pencencer dahak (ekspektoran) serta obat yang dapat menolong keluarkan dahak. Pemakaian obat batuk pada anak ialah pilihan paling akhir. Bilamana anak alami batuk yang dikarenakan oleh flu biasa, karena itu tanpa ada diberi obat tanda-tanda batuk-batuk ini akan hilang sendirinya. "Bilamana batuk-batuk berjalan lebih dari pada dua minggu, seharusnya bawa serta ke dokter untuk cari pemicunya, hingga obat yang diberi pas buat serta target," tutupnya.

Popular posts from this blog

Pantau Kecukupan Gizi Lewat Berat Badan

Endometriosis

Bahaya di Balik Obat Tidur